Sabtu , 27 September 2008 01:28:20
PENYAKIT HEMOROID SERTA PENANGANNYA SAAT INI

 

1.          DEFINISI, PATOGENESA, DIAGNOSIS

       Hemoroid sebagai suatu penyakit, merupakan suatu istilah yang umum dijumpai di masyarakat dan dalam dunia kedokteran. Hemoroid berasal dari bahasa yunani yang berarti darah yang mengalir (haem = darah, rhoos = mengalir). Penyakit hemoroid merupakan penyebab hematochezia tersering pada dewasa. Apabila hemoroid diartikan sebagai suatu bagian anatomi manusia, maka hemoroid adalah suatu bantalan jaringan ikat di bawah lapisan epitel saluran anus. Sebenarnya bantalan ini merupakan bagian normal dari anorektum manusia, dan telah ada sejak dalam rahim. Bantalan ini mengelilingi dan menahan anastomosis antara arteri rektalis superior dengan vena rektalis superior, media dan inferior. Bantalan ini juga mengandung lapisan otot polos di bawah epitel yang membentuk massa bantalan.  

Jaringan hemoroid normal berperanan sebesar 15-20% dalam membentuk tekanan anus pada wakktu istirahat. Bantalan ini juga memberi informasi sen sorik penting dalam membedakan enda padat, cair atau gas. Secara teoritis, manusia memiliki 3 buah bantalan pada posterior kanan, anterior kanan dan lateral kiri, namun susunan ini hanya dimiliki oleh 19 % pasien saja.

        Apabila bantalan mengalami pembesaran hingga menonjol keluar, mengalami trombosis hingga nyeri, atau mengalami perdarahan, maka timbul suatu keadaan patologis yang disebut ’penyakit hemoroid’. Penyakit hemoroid merupakan kelainan anorektal yang paling sering dijumpai, dengan insidensi diperkirakan 4,4 % dari jumlah penduduk. Jumlah penderitan yang tercatat diperkirakan jauh dibawah insidensi sebenarnya, karena sepertiga pasien dengan keluahan sesuai suatu penyakit hemoroid, tidak pernah datang ke seorang dokter. Pravalensi hemoroid sama antara wanita dan lelaki, namun lelaki akan lebih cenderung untuk mencari pengobatan. Pravalensi hemoroid juga meningkat dengan usia, hingga usia 70 tahun dimana akan tampak sedikit penurunan insidensi.

        Penyakit hemoroid dapat dibagi menjadi dua, interna dan eksterna. Penyakit hemoroid interna timbul karena pembemkakan kronis dari pleksus vena submukosa di saluran anus dan timbul di atas linea dentata. Berdasarkan tingkat dari prolaps, maka hemoroid interna dapat diklasipikasikan menjadi 4 derajat: Hemoroid derajat I tidak prolaps, derajad II mengalami prolaps sewaktu mengedan, namun akan tereduksi spontan, derajat III memerlukan reduksi manual, dan derajat IV tidak dapat direduksi.

Bagian dari penyakit ini yang timbul di bawah linea dentata disebut penyakit hemoroid eksterna. Komponen eksterna penyakit ini yang berupa penonjolan berkulit epitel berkeratin (skin tags), dapat mengganggu higiene perianal, dan menyebabkan gejala – gejala seperti pruritus ani dan ekskoriasiserta trombosis yang nyeri. Penyakit hemoroid dapat memberi gejala berdarah, prolaps atau penonjolan mukosa, dan pruritis ani. Biasanya tidak tedapat nyeri karena hemoroid berasal dari jaringan di atas linea dentata yang diinervasi secara visceral. Resiko lain timbulnya penyakit hemoroid adalah kehamilan, riwayat keluarga, diare kronis dan obesitas.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah dengan pemeriksaan anus secara visual dengan menggunakan anoskop. Kadang diperlukan juga pemeriksaan kolonoskopi bila terdapat keraguan adanya suatu patologi lain di daerah lebih proksimal dari anorektum.

 

2.      PENGOBATAN

            Pengobatan penyakit hemoroid dapat dibagi menjadi konservasif, tindakan tanpa pembedahan , serta dengan pembedahan. Hemoroid derajat I biasanya diterapi secara konservatif. Pengobatan konservatif terdiri dari merubah kebiasaan defekasi dan manipulasi diet. Terapi konsevati ini ditunjukan untuk paisen dengan gajala yang minor dan memiliki kebiasaan diet atau higiene yang tidak normal. Terdapat 2 kebiasaan buang air besar yang harus dihindari :

 1)  Berusaha buang air besar tidak lebih dari 1 kali sehari

 2) Berusaha mengosongkan rektum dari sisa faeces karena pemikiran bahwa sisa faeces akan memberi perasaan tidak enak sepanjang hari. Pengobatan oral biasanya berupa pengobatan vasotonik. Walaupun kontroversi masih tetap berlangsung hingga kini, namun penggunaannya cukup luas, di antranyaadalah golongan Flavonoid yang memiliki efek mengurangi esema dan pembengkakan inflamasi. Pengobatan lain adalah sitz baths (bid/tid),diet tinggi serat, intake cairan yang cukup, laxantia, analgetik, higiene anal yang baik.

 

          Penyakit hemoroid derajat II dan III biasanya dapat ditangani secara tindakan tanpa pembedahan, yang paling sering digunakan dengan hasil cukup memuaskan berupa ligasi cincin karet (rubber band ligation). Hemoroid derajat III yang besar serta derajat IV serta hemoroid yang mengalami trombosis, ditangani secara pembedahan. Pembedahan juga dilakukan bila penyakit hemoroid derajat I dan II gagal diterapi secara konservatif atau dengan tindakan tanpa pembedahan. Diperkirakan sebanyak 5% penderita hemoroid pada akhirnya akan memerlukan tindakan pembedahan. Nyeri masih merupakan komplikasi utama pembedahan, dengan komplikasi utama berupa retensi urin, inkontinensia, atau stenosis ani. Rekurensi dengan tindakan konervatif serta tidakan tanpa pembedahan adalah 10-50% setalah 5 tahun, dan 26% untuk tindakan pembedahan.

 

2.1.    RUBBER BAND LIGATION

Prinsip dari ligasi dengan cincin kaert adalah menciptakan fiksasi mukosa dengan menimbulkan ulserasi. Dengan cara ini, mukosa ditarik dan di lehernya ditempatkan sebuah cincin karet yang menimbulkan nekrosis mukosa.

 

2.2  HEMOROIDEKTOMI KONVENSIONAL

          Hemoroidektomi terbuka secara miligan-morgan merupaka tehnik pembedahan paling sering dipakai. Cara ini merupakan eksisibbantalan hemoroid dan biasanya diindikasikan untuk hemoroid derajat III dan IV. Cara ini efekif, namun seringkali disertai insidensi komplikasi yang tinggi, seperti retensiurine, perdarahan,dan terutama nyeri yang bermakna. Tehnik ini juga dapat dimodifikasi dengan berbagai cara, di antaranya dengan menjahit luka setelah eksisi hemoroid hingga disebu tehnik hemoroidektomi tertutup.

 

2.3     HEMOROIDEKTOMI STAPLER

          Cara lain mengatasi penyakit hemoroid adalah dengan penggunaan alat stapler. Pada tahun 1998, seorang ahli bedah dari itali menciptakan prosedur yang disebut Procedure for Prolapsed Hemorrhoids (PPH) atau juga sering disebut circular stapler mucosectomy atau stapled hemorrhoidopexy longo, cara ini tidak mengganggu jaringan hemoroid dengan cara hemorrhoidopexy longo diciptakan suatu anastomosis mukosa ke mukosa dengan mengeksisi submukosa di proksimal Linea Dentata. Oleh karena eksisi ini dilakukan di atas Linea Dentata, maka tidak terjadi nyeri seperti nyeri yang ditimbulkan oleh eksisi jaringan hemoroid konvensional di anodem yang diliputi syarafsomatis. Saat ini, PPH belum menggeser peranan hemoroidektomi konvensional ataupu rubber band lagition, hal ini terutama dikarenakan biaya alat yang mahal. Di lain pihak, penelitian menunjukan bahwa nyeri yang ringan serta kecepatan pulihnya pasien akan mengurangi biaya yang dikeluarkan pada jangka panjang. Sedangkan dilihat dari cure rate, tehnik longo memperoleh nilai tertinggi hingga 90% dibandingkan dengan cara hemoroidektomi konvensional secara miligan-morgan yang mencapai 81%. Secara statistik angka ini bermakna .

  

 Cara hemoroidektomi dengan stapler : 1) Dilakukan penjahitan mukosa di atas linea dentata, terlihat pembuluh darah dari dan menujun pleksus rektalis hemoroid juga akan terligasi. 2) Alat stapler dimasukan dan jahitan sirkuler diketatkan serta benang ditarik melewati dalam stapler. 3) Dengan menarik jahitan sirkuler, stapler ditutup dan ditembak. 4) Hasil akhir berupa garis stapler yang menarik jaringan hemoroid ke atas (haemorrhoidopexy)serta mengurangi aliran darah menujujaringan hemoroid.

 

2.4              HEMOROIDEKTOMI LASER

            Laser hemroidektomi bukanlah suatu tehnik baru. Pada tahun 1989, iwagaki telah mempulikasi tehnik hemoroidektomi dengan menggunakan Laser CO2. para pengguna hemoroidektomi dengan Laser CO2 menyatakan bahwa tindakan pembedahan akan lebih mudah dilakukan, tidak diperlukan rawat inap, pasien lebih cepat kembali kerja, biaya yang lebih rendah, hanya diperlukan sedasi dan anestesi lokal, nyeri sedikit, konstipasi sedikit serta terjadinya retensi urine lebih jarang.

Pada tahun 1992 dilakukan penelitian mengenai hemoroidektomi laser vs non laser dengan hasil tidak ada perbedaan bermakna. Secara umum, keuntungan penggunaan Laser adalah tidak terjadinya asap, uap air, atau bunga api yang akan mengganggu pandangan operator pembedahan; Laser  memotong dengan menimbulkan perdarahan yang minimal (ini adalah keuntungan Laser yang paling utama); Laser juga menimbulkan kerusakan minimal terhadap jaringan di sekitarnya, hingga luka lebih mudah sembuh dibandingkan bila dipotong dengan kauter.

 

3.                  KESIMPULAN

Terdapat berbagai pilihan pengobatan penyakit hemoroid. Penyakit hemoroid grade I dan II sebaiknya diobati secara konservatif. Pengobatan konservatif dapat dengan mengubah gaya dan diet serta pemberian terapi medikamentosa dengan Flavonoid. Pengobatan penyakit hemoroid grade II dan III dapat dilakukan secara konvensional dengan ligasi cincin karet atau dengan modifikasi secara tertutup. Modifikasi hemoroidektomi konvensional ini salah satunya adalah dengan menggunakan bantuan Laser CO2 untuk memfasilitasi penyembuhan jaringan yanglebih baik.

Pengobatan alternatif lain adalah dengan Stapler hemorroidopexy secara longo yang memberi keuntungan cure rate yang tinggi disertai nyeri yang minimal.

 

1.                  Leff,E.: Heamorrhoidectomy – Laser vs. nonlaser :outpatient surgical experience  at:

2.                  Keigley MRB : Heamorrhoidal Disease in Surgery of the Anus, Rectum and Colon,2nd ed,WB Saunders, London, 2001

3.                  Iwagaki : The Laser trement of hemorrhoids: results of a study on 1816 patients in Surgery Today, vol19 no 6 November 1989

4.                  Gurley, D : hemorrhoids at: www.emedicine.com    

 
Artikel lainnya...
 
     
Rumah Sakit Sumber Waras - Jl. Kyai Tapa No.1 Grogol - Jakarta Barat 11440.
Telp: (021) 5682011, 5605800 - Fax: (021) 5673122
 
Copyright 2005 - Rumah Sakit Sumber Waras | Design by